Desanesia. Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang melangkah maju dengan memperkuat kerjasama strategis melalui penandatanganan Letter of Intent (LoI) dengan Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (RI).
Langkah ini diharapkan dapat membuka jalan bagi kerjasama lebih lanjut di bidang pendidikan, penelitian, dan pengembangan akademik.
Penandatanganan LoI ini dilakukan oleh Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag., M.Si, dan Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri RI, Dr. Yayan Ganda Hayat Mulyana, dalam acara yang berlangsung di Ruang Rapat Rektorat Kampus Jakabaring UIN Raden Fatah Palembang.
Dalam kesempatan yang sama, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UIN Raden Fatah juga menandatangani perjanjian kerjasama dengan Pusat Strategis Kebijakan Isu Khusus dan Analisis Data (SK IKAD). Penandatanganan ini dilakukan oleh Dekan FISIP, Prof. Dr. H. Izomiddin, M.A, dan Made P Sentanajaya selaku Plh. Kapus SK IKAD.
Prof. Nyayu Khodijah mengungkapkan rasa syukurnya atas kerjasama ini dan menekankan bahwa langkah ini sangat penting bagi UIN Raden Fatah dalam mencapai visi menjadi perguruan tinggi unggul di Asia Tenggara.
“Penandatanganan LoI dengan Kementerian Luar Negeri ini merupakan langkah penting UIN Raden Fatah untuk dapat mencapai target selanjutnya yakni unggul di Asia Tenggara,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rektor menyampaikan bahwa UIN Raden Fatah berencana untuk mengembangkan Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional. Dengan sumber daya manusia yang sudah dimiliki, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, diharapkan LoI ini bisa berlanjut menjadi MoU dan MoA yang akan diimplementasikan melalui kerjasama riset, pengembangan SDM, serta pemberian beasiswa kepada dosen dan alumni untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 dan S3.
Di sisi lain, Dr. Yayan Ganda Hayat Mulyana menegaskan komitmen Kementerian Luar Negeri RI untuk mendukung UIN Raden Fatah dalam mencapai tujuannya.
“Kami siap mendukung dan bersinergi dengan UIN Raden Fatah Palembang, baik dalam hal substansi dan juga pengadaan dosen, sehingga bisa mencapai target dan tujuannya,” kata Dr. Yayan.
Acara ini juga diisi dengan kuliah umum dari Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi, yang hadir secara virtual. Dalam kuliah umum yang mengusung tema “10 Tahun Perjalanan Diplomasi Indonesia”, Menlu RI membahas kebijakan luar negeri RI dan menekankan peran Indonesia sebagai “trusted partner” dan “bridge builder” di kancah internasional.
Selain itu, kegiatan ini ditutup dengan sesi Foreign Policy And History Talk (FPHT) yang menghadirkan narasumber dari kalangan sejarawan dan akademisi, termasuk Prof. Peter Carey dan Dr. Wildan Sena Utama, dengan diskusi mendalam mengenai capaian diplomasi Indonesia dari perspektif historis.
Hadir dalam kegiatan ini Wakil Rektor I UIN Raden Fatah, Prof. Dr. Muhammad Adil, M.A, serta sejumlah pimpinan fakultas dan pusat penelitian. [nto]