Desanesia.id-Tiga mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK), yaitu Ahmad Zaki Marjan dan Ziad Muhammad dari FKIP Bahasa Inggris, serta Aura Lativa dari Fakultas Teknik, lulus program pertukaran mahasiswa ke Taiwan, Program New Southbound Policy Youth Elite Exchange Program (Yeep).
Program pertukaran mahasiswa ini diselenggarakan oleh National Quemoy University yang disubsidi oleh Kementerian Luar Negeri Ministry of Foreign Affairs (MOFA) Taiwan, R.O.C.
“Rencananya, ketiga mahasiswa USK ini akan berada di Taiwan mulai dari September 2023 sampai Januari 2024,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik USK, Agussabti dalam keterangannya, Rabu (4/10).
Selama di Taiwan, mereka akan mengikuti berbagai program kampus, di antaranya mereka akan berinteraksi dan bertukar pikiran dengan profesor, mitra, dan perusahaan dari berbagai negara di Asia Tenggara.
Selain itu mereka juga mempelajari bahasa Mandarin selama 12 jam perminggu selama 5 bulan. Setelah mengikuti tahapan seleksi yang ketat dari seluruh dunia, akhirnya panitia penyelenggara memilih mahasiswa-mahasiswa terbaik yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, di antaranya adalah 3 dari USK.
“Selamat kepada mahasiswa USK yang berhasil lolos pertukaran mahasiswa ke Taiwan. Memaksimalkan kesempatan ini sebaik mungkin, untuk belajar dari negara lain, serta membagun jejaring internasional,” ucap WR USK.
Untuk diketahui, sebelumnya ketiga mahasiswa USK ini telah terlebih dahulu mengharumkan nama kampus ini dengan prestasinya.
Misalnya Ahmad Zaki Marjan adalah Delegasi Duta Kesadaran Tsunami Indonesia pada World Tsunami Awareness Day Event di Okinawa, Jepang dan salah satu mahasiswa yang mengikuti program USK Mengajar di Thailand pada tahun 2023.
“Ini adalah program yang sangat bermakna untuk melihat dan bertukar fikiran secara langsung dengan berbagai putra-putri terbaik dari berbagai negara,” kata Zaki.
Ziad Muhammad adalah Duta Baca Favorit USK tahun 2022 dan Pertukaran Mahasiswa Merdeka dalam Negeri 2021 di Makassar. Aura Lativa adalah mahasiswa yang mengikuti program EBA Fieldwork di Kumamoto, Jepang.
“Melalui program ini ia bisa membuka wawasan terhadap pendidikan, keberagaman budaya dan membuka peluang bagi dirinya untuk bisa berkontribusi kepada mahasiswa lainnya melalui sharing setelah kembali nantinya,” ujar Aura. [nfa]