Desanesia.id– Upaya penurunan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), seperti dengan menerapkan teknologi Wolbachia.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Siti Nadia Tarmizi mengatakan, teknologi Wolbachia merupakan salah satu inovasi untuk melengkapi strategi pengendalian dan kini berkasnya sudah masuk ke Stranas (Strategi Nasional).
“Wolbachia terbukti efektif untuk pencegahan dengue,” kata Nadia melalui siaran pers, dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (18/11).
Berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaran Pilot Project Implementasi Wolbachia Sebagai Inovasi Penanggulangan Dengue, teknologi tersebut diterapkan di lima kota yaitu Kota Semarang, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang dan Kota Bontang.
Menurut Nadia, Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti, sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia. Jika aedes aegypti jantan berwolbachia kawin dengan aedes aegypti betina maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblok.
Selain itu, jika yang berwolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak berwolbachia maka seluruh telurnya akan mengandung Wolbachia.
Sebelumnya Uji coba penyebaran nyamuk ber-Wolbachia telah dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada tahun 2022. Hasilnya, di lokasi yang telah disebar wolbachia terbukti mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77 persen, dan menurunkan proporsi dirawat di rumah sakit sebesar 86%.
Kendati demikian, Wolbachia tidak serta merta menghilangkan metode pencegahan dan pengendalian dengue yang telah ada di Indonesia. Masyarakat tetap diminta untuk melakukan gerakan 3M Plus seperti Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang serta tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan.