Desanesia. Upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tingkat Provinsi Gorontalo yang dilaksanakan di lapangan Museum Purbakala, Kamis (2/5), berlangsung meriah dan khidmat. Petugas upacara, peserta, dan tamu undangan seluruhnya mengenakan pakaian adat Gorontalo dan busana karawo.
Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, Sofian Ibrahim, yang bertindak sebagai inspektur upacara mengenakan pakaian adat takowa daa. Takowa daa juga digunakan oleh petugas upacara laki-laki, sedangkan untuk perempuan mengenakan pakaian adat madipungu.
“Penggunaan pakaian adat ini bermakna agar spirit pendidikan tetap mencintai serta melestarikan budaya dan adat istiadat Gorontalo,” kata Sofian saat diwawancarai usai upacara itu.
Sekdaprov Gorontalo menjelaskan, pelestarian budaya termasuk dalam salah satu karakteristik Profil Pelajar Pancasila, dimana salah satu kompetensinya adalah berkebhinekaan global.
Kompetensi ini mengandung makna bahwa pelajar Indonesia mampu mempertahankan budaya leluhur, lokalitas, dan identitasnya, serta tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai.
“Atas dasar itulah pada peringatan Hardiknas kita sepakati untuk menggunakan pakaian adat Gorontalo dan karawo,” ujar Sofian. [rah]