Desanesia. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Barat, Maluku Utara, telah menerjunkan tim dan menyiapkan lokasi pengungsian di Desa Gam Ici untuk membantu warga terdampak erupsi Gunung Ibu.
“Memang, intensitas Gunung Ibu meningkat, akibatnya warga panik, sehingga Pemkab Halmahera Barat melalui BPBD setempat bersama TNI/Polri telah melakukan langkah-langkah mulai dari edukasi terkait dengan penanganan bencana letusan Gunung Ibu hingga persiapkan lokasi pengungsian bagi warga korban erupsi,” kata Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Barat Djufri Muhammad dikutip, Sabtu, (11/5).
Saat ini pihaknya telah mendistribusikan masker kepada warga terdampak erupsi Gunung Ibu, meskipun abu vulkanik tidak terlalu berdampak ke permukiman warga, karena terbawa angin bertiup ke arah timur.
“Pemkab Halmahera Barat telah lakukan siaga, mulai dari menyiapkan tenda di titik pengungsian dan berbagai kebutuhan untuk warga korban erupsi Gunung Ibu,” urainya.
Gunung Ibu masih berstatus Siaga. Kendati demikian warga diimbau waspada dan jangan dulu beraktivitas di sekitar gunung.
Erupsi Gunung Ibu menciptakan fenomena alam berupa badai petir seiring dengan lontaran lava pijar dan abu vulkanik yang keluar dari kawah gunung api tersebut.
Sementara itu Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan letusan yang terjadi Sabtu, 11 Mei 2024, pukul 00.24 WIT menghasilkan kolom abu setinggi empat kilometer.
“Lontaran lava pijar tinggi lebih kurang 800 meter di atas puncak,” ujarnya.
Hendra menuturkan kolom abu vulkanik itu berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke utara dan barat laut. Letusan terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi sementara saat itu selama 6 menit 27 detik.
Sedangkan lontaran lava pijar jatuh sampai 1.000 meter di bawah bibir kawah. Suara dentuman dan gemuruh yang timbul akibat letusan terdengar hingga ke pos pengamatan Gunung Ibu.
Badai petir vulkanik yang tercipta saat erupsi timbul akibat suhu tinggi yang memanaskan ion-ion gas. Situasi itu lantas menimbulkan loncatan muatan listrik. Hendra menyampaikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa erupsi yang terjadi dini hari tadi.
“Perkampungan jaraknya di luar rekomendasi Badan Geologi. Lontaran lava pijar diperkirakan kurang lebih 1 kilometer dari pusat erupsi dan kolom erupsi kurang lebih tercatat 4.000 meter,” katanya.
Gunung Ibu yang memiliki ketinggian 1.325 meter di atas permukaan laut (mdpl) kini berstatus Siaga, Level III, sejak 8 Mei 2024. PVMBG meningkat status gunung api bertipe strato itu akibat peningkatan aktivitas vulkanik dan kegempaan.
Pada 16 April sampai 8 Mei 2024 aktivitas kegempaan yang tercatat di Gunung Ibu yaitu 130 kali gempa letusan, 8 kali gempa guguran, 1.445 kali gempa hembusan, 53 kali gempa harmonik, 9 kali gempa tornillo, 6.742 kali gempa vulkanik dangkal, 116 kali gempa vulkanik dalam, 15 kali gempa tektonik lokal, 231 kali gempa tektonik jauh, dan 1 kali gempa terasa.
Sebelumnya hujan abu melanda beberapa desa di bagian barat Gunung Ibu antara lain Desa Ake Boso, Desa Naga, Desa Kie Ici, Desa Maritango, Desa Tongute Goin, Desa Tongute Sungi, Desa Soanama Sungi, Desa Akesibu, Desa Gam Ici, Desa Kampung Baru, Desa Gamlamo, Desa Tongute Ternate Asal, Desa Tongute Ternate, Desa Tahafo, Desa Togola Sanger, dan Desa Togola Wayoli, Kecamatan Ibu. [nfa]