Desanesia. Islam melarang muslim untuk mencabut uban atau rambut putih pada seseorang. Lantas, mengapa uban tidak boleh dicabut?
Mengutip buku Ensiklopedi Adab Islam Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah 2 karya Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada terjemahan Abu Ihsan Al-Atsari, Nabi SAW melarang muslim mencabut uban yang tumbuh di kepala atau di jenggotnya.
Sebab, uban atau rambut putih tersebut akan dicatat sebagai satu kebaikan dan dihapuskan satu dosa. Hal ini sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadits yang disabdakan Rasulullah SAW:
لَا تَنْتِفُوا الشَّيْبَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَشِيبُ شَيْبَةٌ فِي الْإِسْلَامِ إِلَّا كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، إِلَّا كَتَبَ اللَّهُ لَّهُ بِهَا حَسَنَةٌ وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ
Artinya: “Janganlah kalian mencabut uban. Tidaklah seorang muslim tumbuh satu helai uban di dalam Islam kecuali akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat, Allah akan mencatat baginya dengan satu uban satu kebaikan, atau Dia akan menghapus darinya satu dosa.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Tidak mencabut uban berarti menjalankan teladan dari Rasulullah SAW. Selain itu Ibnu Al-Arabi menjelaskan di dalam buku Adab Berpakaian dan Berhias (Fikih Berhias) karya Syekh Abdul Wahab Abdussalam Thawilah, dilarang untuk mencabut uban karena mencabutnya sama dengan mengubah ciptaan Allah SWT yang asli. Bahkan, jumhur ulama juga menghukumi makruh untuk perkara mencabut uban.
Di samping itu, uban yang tumbuh saat muslim memasuki usia senja itu akan menyinarinya pada hari kiamat kelak.
Hal tersebut didasarkan pada riwayat dari Fadhalah bin Ubaid, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang tumbuh uban dalam Islam maka uban itu kelak akan menjadi cahaya baginya di hari kiamat.”
Seseorang bertanya, “Ada orang-orang yang mencabut ubannya?”
Beliau menjawab, “siapa yang melakukannya berarti ia telah memadamkan cahayanya.”
Terdapat juga riwayat lainnya yang menjelaskan hal serupa, dari Ka’ab bin Ujrah RA berkata aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa tumbuh uban dalam keadaan memeluk Islam maka kelak uban itu akan menjadi cahaya baginya di hari kiamat.”
Rasulullah SAW dalam sebuah hadits juga menjelaskan tidak perlu malu ketika tumbuh uban. Sebab, uban merupakan sebuah tanda kewibawaan.
Sebagaimana yang diriwayatkan dari Yahya bin Sa’id bahwa ia pernah mendengarkan Sa’id bin Al-Musayyib yang bercerita bahwa Nabi Ibrahim AS adalah orang pertama yang menjamu tamu, manusia pertama yang berkhitan, manusia pertama yang memotong kumisnya, manusia pertama yang melihat ubannya. Nabi Ibrahim AS berkata, “Ya Rabb, apakah ini?” Allah SWT berfirman, “Kewibawaan wahai Ibrahim.”
Dikatakan juga dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW membenci orang-orang yang mencabuti uban. Dari Anas RA, beliau berkata, “Kami tidak menyukai seseorang mencabut rambut putih dari kepala dan jenggotnya.” [rah]