Desanesia.id – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkap sulitnya mencapai target dua juta ton produksi udang nasional pada 2024 mendatang.
Menurut Trenggono, infrastruktur budidaya menjadi kendala karena banyak yang belum sesuai standar best practices (praktik terbaik).
“Saya kira kita belum bisa mencapai itu karena seluruh infrastruktur budidayanya belum sesuai dengan standar best practices. Ini hasil position audit yg kita lakukan,” katanya di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Selasa (6/6).
Ia mengatakan, guna mencapai target dua juta ton tersebut, lokasi budidaya udang sesuai standar best practices harus tersebar di beberapa daerah yang strategis.
“Jadi, kalau kita membangun dua juta ton, itu berat. Membutuhkan luasan yang sangat mengerikan dan juga harus tersebar di beberapa daerah yang strategis,” ujar Trenggono.
Apabila tidak tercapai pada 2024, ia berharap pencapaian dua juta ton dapat terealisasi pada tahun-tahun berikutnya seperti 2026.
“Kalau tidak tercapai di tahun 2024, mudah-mudahan 2025 atau 2026 bisa terealisasi sehingga Indonesia bisa menjadi leader di budidaya sektor perikanan,” kata Trenggono.
Pemerintah saat ini telah memiliki sebuah kawasan tambak yang diklaim memiliki standar best practices, yaitu Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) Kebumen.
Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tb Haeru Rahayu mengatakan, model tambak seperti BUBK Kebumen harus bisa dicontoh oleh pihak lain.
Hal itu tak lepas dari upaya pencapaian target dua juta ton produksi udang pada 2024 nanti.
“BUBK Kebumen ini tidak untuk menciptakan udang sebanyak-banyaknya. Ini kita buat model yang sesuai best practices,” kata Tb Haeru yang di kutip dari Tribunnews.com.
“Harapannya nanti bisa dicontoh atau di-copy dan paste oleh stakeholders, high tech company, masyarakat, dan lain-lain. Jadi, enggak mungkin semuanya pemerintah,” lanjutnya. [nfa]