Desanesia-Stadion Manahan Solo, jadi saksi saat punggawa-pungawan muda Jerman menaklukkan Prancis lewat drama adu pinalti.
Penentuan juara lewat adu pinalti usai kedua negara bermain imbang 2-2, Sabtu (2/12).
Jerman unggul terlebih dahulu 2-0 lewat dua gol yang dicetak Paris Brunner dan Noah Darvich.
Namun, Prancis bangkit dari ketertinggal dengan menyamakan skor berkat gol Saimon Bouabre dan Mathis Amougou.
Jalannya Pertandingan
Pertandingan kedua negara berlangsung sengit. Unggul materi pemarin, anak-anak asuh Christian Wueck, tampil offensif dan berhasil ciptakan dua gol pada menit ke-29 dan 51.
Dua gol yang dicetak Paris Bruner dari titik pinalti, membuat Jerman unggul lebih awal. Gol tambahan, kembali diciptakan Noah Darvich di menit ke-51.
Kekalahan 0-2, Pranchis bangkit menyerang, dua menit usai gol Jerman, Saimon Boubre berhasil memasukkan bola ke gawang Jerman dan perkecil kekalahan.
Gol balasan Pranchis membuat Jerman semakin bermain keras. Wasit terpaksa memberi kartu merah bagi Winner Osawe.
Menyisahkan 10 pemain bagi Jerman, membuat Prancis semakin melakukan penetrasi ke barisan pertahanan lawan. Serangan demi serangan yang dilancarkan akhirnya berbuah manis.
Pada menit ke-85, Mathis Amougou berhasil menyamakan skor 2-2.
Hingga 90 menit pertandingan, skor akhir 2-2, sehingga penentuan juara harus ditentukan lewat adu pinalti.
Kemenangan ini membawa Jerman menorehkan sejarah menjadi juara Piala Dunia U-17 untuk pertama kalinya.
Mereka juga mengawinkan gelar setelah menjadi juara Euro-17 tahun 2023.
Penendang Jerman yang berhasil mencetak gol, yakni Robert Ramsak, Max Moerstedt, Fayssal Harchaoui, Almugera Kabar.
Penendang pertama Jerman Eric Da Silva dan kelima Paul Brunner gagal membuahkan gol karena berhasil ditepis kiper.
Sementara penendang Prancis yang sukses mencetak gol adalah Kayi Sanda, Ismail Bouneb, Joan Tinres, Sementara Nhoa Sangui, Bastien Moupiyou. Gomis gagal.
Jerman tampil agresif dalam partai pemungkas ini dan beberapa kali berhasil membngkar pertahanan Prancis.
Sementara pasukan Jean Luc Vannuchi lebih banyak mengandalkan serangan balik.
Jerman berupaya menorehkan sejarah untuk menjadi juara Piala Dunia U-17 untuk pertama kalinya.
Sementara Prancis memburu gelar kedua mereka setelah mengangkat trofi tahun 2001.
Saat pertandingan baru berjalan tiga menit, Jerman sebenarnya menjebol gawang Prancis berkat aksi Paris Brunner. Namun, gol ini dianulir lantaran pemain Jerman lainnya Max Moerstedt berada dalam posisi offside.
Pada menit ke-14, Jerman kembali mendapat peluang melalui Noah Darvich. Pemain bernomor punggung 10 ini melepaskan tendangan dari luar kotak penalti, tetapi lewat di atas mistar.
Jerman mencetak gol yang membawa mereka unggul 1-0 berkat penalti Paris Brunner.
Pelanggaran yang dilakukan pemain Prancis membuat wasit menunjuk titik penalti. Wasit memberikan hadiah penalti setelah meminta bantuan VAR.
Paris Brunner maju menjadi eksekutor dan berhasil memperdaya kiper Paul Argney.
Jerman kembali menekan dan membuat pelaung pada menit ke-36. Moerstedt melepaskan tendangan dari luar kotak penalti. Beruntung, kiper Paul Argney berhasil menangkap bola dengan baik.
Pada menit ke-40, giliran Prancis mendapat peluang. Saimon Bouabre berhasil menusuk ke kotak penalti.
Namun, saat akan melepaskan tendangan, bola di kakinya direbut pemain belakang Jerman.
Di pengujung pertandingan, Brunner kembali mendapat peluang. Dia berhasil menusuk dari sisi kiri.
Namun, tendangannya ke arah tiang jauh berhasil dipotong Argney. Skor 1-0 untuk keunggulan Jerman bertahan hingga babak pertama usai.
Pada awal babak kedua Prancis mencoba bangkit. Mereka mendapat peluang pada menit ke-48. Mereka membuat kemelut di depan gawang, tetapi tendangan Bouabre melayang di atas mistar.
Setelah ditekan, Jerman justru berhasil menggandakan keunggulan berkat skema serangan balik pada menit ke-51. Menyusul umpan Da Silva dari sisi kanan, Brunner menyentuh bola yang kemudian bergerak ke tiang jauh. Di sana Darvich menyambut bola dengan kaki kiri dan menaklukkan kiper.
Prancis berhasil mempertipis ketinggalan menjadi 1-2 berkat gol Bouabre pada menit ke-53. Pemain bernomor punggung 8 ini menerobos kotak penalti Jerman dari sisi kiri.
Dia kemudian melepaskan tendangan yang tidak bisa ditahan kiper Konstantin Heide. Wasit sempat melihat VAR untuk memastikan gol yang dicetak pemain AS Monaco ini.
Prancis ganti mengusung permainan menyerang setelah berhasil mencetak gol balasan. Upaya mereka juga beberapa kali membongkar lini pertahanan Jerman.
Menit ke-66, Jerman memasukkan striker Robert Ramsak menggantikan Yalcinkaya.
Jerman harus bermain dengan 10 orang setelah gelandang Osawe diusir dari lapangan karena mendapat kartu kuning kedua pada menit ke-69.
Unggul jumlah pemain, Prancis terus menekan Jerman. Bouabre dan kawan-kawan mengurung pertahanan dan membuat Jerman tak bisa mengembangkan permainan.
Nyaris seluruh pemain Jerman turun ke belakang dan bertahan untuk meredam serangan.
Menit ke-82, Prancis kembali mendapat peluang menyusul kemelut di depan gawang.
Namun, tendangan keras kaki kanan Fode Sylla mengenai kepala pemain Jerman dan hanya menghasilkan sepak pojok.
Upaya tak kenal lelah pemain Prancis akhirnya membuahkan hasil dan menyamakan skor menjadi 2-2 pada menit ke-85.
Berawal dari tusukan ke kotak penalti yang dilakukan Tidiam Gomis dari sisi kanan, dia kemudian melepaskan umpan ke tiang jauh. Bola disambut Mathis Amougou yang dengan mudah menceploskan ke gawang. Dalam adu penalti Jerman menang 4-3. [rah]