Desanesia.id – Perayaan Hari Raya Iduladha menjadi berkah tersendiri bagi para perajin tusuk sate di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Salah satunya seperti yang dirasakan pasangan suami-istri (Pasutri) bernama Karto Widodo dan Ai Nurhayati perajin tusuk sate warga Kampung Panunggalan, Kelurahan Sukahurip, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya.
Sejak sepekan terakhir, Karto Widodo (50) bersama istrinya Ai Nurhayati (45), terus mengebut jumlah produksi tusuk sate di tengah banyaknya permintaan yang terus datang jelang hari raya kurban.
Jika di hari biasa pesanan hanya datang dari Kota Tasikmalaya, namun kini permintaan tusuk sate datang dari kabupaten dan kota tetangga, seperti Kabupaten Ciamis, Banjar, Pangandaran dan Garut.
Kesibukan para tusuk sate setiap menjelang perayaan Iduladha mengalami peningkatan, terkadang di hari biasa, para pengrajin hanya memenuhi pesanan khusus di Kota Tasikmalaya, namun untuk saat ini, pengrajin kebanjiran pesanan.
“Alhamdulilah setiap menjelang Iduladha penjualan meningkat. Selain dari pelanggan, dari pasaran,” kata Ai Nurhayati kepada wartawan, Rabu (28/6).
Dalam seharinya, para perajin tusuk sate jelang Hari Raya Iduladha ini bisa memproduksi hingga mencapai 6-7 kwintal.
“Ya omzet sih, kalau sekarang- sekarang menjelang Iduladha sehari bisa 6-7 kwintal, kalau dinominalkan sekitar diangka Rp50 juta,” terang dia.
Sementara kata dia, untuk proses pembuatannya, diawali dengan batang bambu yang sudah dipilih lalu dipotong kecil-kecil.
“Selanjutnya potongan batang bambu dibentuk menjadi tusuk sate menggunakan alat khusus,” ujarnya.
Dirinya bersama suaminya Karto Widodo, telah cukup lama menggeluti usaha membuat tusuk sate tersebut. Bahkan, dalam pabriknya itu juga tidak hanya memproduksi tusuk sate. Namun, memproduksi juga sumpit.
“Ya sekitar 10 tahun saya dan suami disini memproduksi tusuk sate. Selain itu, Kami juga membuat tusuk sate, ada juga sumpit, ekspor untuk membuat layang-layang,” pungkasnya. [nfa]