Desanesia. Kenaikan harga jual biji kopi saat ini selain jadi berkah bagi para petani dan pemilik perkebunan di kota Pagar Alam ternyata juga membawa efek negatif bagi sebagian masyarakat yang lain.
Akibat mahalnya harga jual biji kopi, harga beberapa bahan pokok lainnya ternyata ikut naik.
Sarianti salah seorang ibu rumah tangga menuturkan, saat ini harga sayur-mayur di seluruh pasar tradisional kota Pagaralam mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Di antaranya cabai merah, bawang merah dan putih juga sayur mayur jenis lainnya seperti kol, labu siam, sawi dan kangkung.
“Sebelum musim panen kopi, harga cabai merah Rp 42 ribu perkilo sekarang jadi Rp 72 ribu,bawang merah dan putih dari sebelumnya Rp 55 ribu dan Rp 15 ribu sekarang jadi Rp 68 dan Rp 20 ribu per kilo dan paling mengejutkan harga labu siam jika biasanya paling mahal Rp 4 ribu per kilo sekarang jadi Rp 14 ribu demikian juga kol,sawi dan kangkung semuanya naik tinggi rata-rata dua kali lipat dari harga biasanya misal kangkung Rp 3 per ikat jadi Rp 7 ribu,”keluhnya Rabu (19/6).
Sementara itu Rektor Universitas Lembah Dempo DR. Elvera Sangkim SE MSi sebelumnya kepada kantor berita Rmol Sumsel menjelaskan, kenaikan harga kebutuhan pokok atau Inflasi dipengaruhi dua faktor satu diantaranya akibat banyaknya uang yang beredar di masyarakat.
Di kota Pagaralam misalnya, mayoritas masyarakat yang bekerja sebagai petani kopi sedang menikmati berkah mahalnya harga jual sehingga memiliki uang dalam jumlah jauh lebih banyak dari sebelumnya.
Faktor inilah kata Elvera dapat memicu perubahan perilaku para penyedia barang kebutuhan yang turut ingin mengambil untung dari banyak uang yang beredar di masyarakat saat ini dengan menaikkan harganya jual.
“Sangat wajar jika masyarakat di suatu periode penghasilan atau kesejahteraannya meningkat maka harga barang juga ikut naik sebab para penjual yakin walaupun lebih mahal masyarakat masih mampu membelinya,”ujarnya.
Untuk diketahui harga jual komoditas kopi di kota Pagaralam saat ini telah mencapai rekor tertinggi sejak tahun 1998 dimana untuk biji kopi jenis asalan saja di pengepul lokal di hargai kisaran harga Rp 62 hingga Rp 67 ribu rupiah per kilogram.
Dibanding musim panen sebelumnya harga jual kopi di pengepul lokal naik hampir dua kali lipat sementara tahun ini hasil panen para petani rata-rata meningkat berkat inovasi sambung pucuk.
“Tahun lalu kebun kopi saya 1 hektar dapat hasilnya sekitar 700 kilo biji kopi kering di jual per kilonya Rp 40 ribu dan tahun ini karena stek sambung saya berhasil panennya meningkat jadi 1 ton lebih dan harga jual sekarang Rp 65 per kilo jadi tahun ini saya dapat uang hampir Rp 80 juta lebih,” ujar Parlian salah seorang petani kopi. [nto]