Desanesia. Disamping ada Desa Wisata, di Kecamatan Sumber Wringin juga ada desa Devisa, karena desa-desa tersebut menghasilkan uang dari komuditas kopi. Yaitu Desa Sukorejo, Sumber Wringin, Sumber Gading, Rejoagung, Sukosari Kidul, Tegaljati.
Menurut Pj Bupati Drs. H. Bambang Soekwanto, MM, keenam Desa tersebut telah menghasilkan devisa dari ekspor kopi yang dilakukan ke luar negeri. Oleh karena itu Bondowoso Republik Kopi (BRK) harus dihidupkan kembali.
“Karena enam desa ini telah menopang BRK dan berhasil mengekspor ke luar negeri, sehingga menghasilkan devisa, maka saya nobatkan 6 desa tersebut menjadi Desa Devisa,” kata Bambang, sapaannya.
Enam desa tersebut, lanjutnya, berada di Kecamatan Sumber Wringin. Penobatan ini jangan hanya merupakan seremonial saja, tapi harus diikuti dengan memaksimalkan seluruh aspek yang terkait dengan perkopian.
Ditambahkan, mulai dari pencarian bibit yang unggul, teknis penanaman modern, hingga mencari pasar dunia yang potensial. Tujuannya, agar desa-desa lain yang cocok komuditas kopi dapat menirunya.
Bambang meminta kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk memberikan perhatian husus terhadap 6 desa tersebut. Sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap dibangkitkannya kembali BRK.
“Bagi desa-desa yang tidak cocok untuk tanaman kopi, harus berinovasi dengan komuditas lain yang bisa di ekspor. Karena yang bisa di ekspor bukan hanya kopi saja, tapi ada komuditas lain yang bisa di ekspor,” jelasnya.
Pemerintah, lanjutnya, akan memberikan perhatian husus terhadap desa yang berinovasi mengembangkan komuditas yang bisa di ekspor melalui OPD terkait. Mulai dari pembinaan hingga mencari negara yang dijadikan jujukan ekspor.
Di tempat yang sama, Camat Sumber Wringin, Wisnu Hartono mengatakan, dari enam desa yang menjadi desa devisa, ada empat desa yang menjadi penghasil kopi terbanyak, antara lain, Desa Sukorejo, Rejoagung, Sumber Wringin dan Tegaljati. [rah]