Desanesia.id– Warga Desa Kembangkuning, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta mengeluhkan adanya bau menyengat yang ditimbulkan oleh limbah cair milik PT. Indorama yang diduga dibuang ke aliran Sungai Cikembang. Selain bau menyengat, warga menyebut cairan limbah B3 yang dibuang ke DAS Citarum itu berwarna hitam bercampur warna kemerahan.
Warga juga mengungkap setelah limbah cair itu dibuang ke aliran sungai, banyak ikan-ikan yang terdapat didalamnya mati karena diduga air sungai telah terkontaminasi limbah berbahaya. “Airnya bau, ikan juga di sungai itu pada mati,” kata warga setempat, kepada awak media.
Dari penelusuran awak media, soal pembuangan limbah cair ke sungai yang diduga dilakukan oleh PT Indorama itu telah ditangani oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purwakarta dan Satgas Citarum Harum. Pihak dinas juga telah mengambil sampel air sungai untuk dilakukan uji lab untuk mengetahui kadar atau kandungan berbahaya yang terdapat pada limbah tersebut.
Sementara, Kepala Desa Kembangkuning, Kecamatan Jatiluhur, Halim Wahyu membenarkan bahwa PT Indorama telah membuang limbah cair ke sungai. Kades mengungkap bahwa ia menerima laporan dari masyarakat desa yang mengeluhkan adanya bau menyengat dari limbah cair yang dibuang ke aliran Sungai Cikembang ini.
Menurutnya, warga baru melapor ke desa setelah dua hari pembuangan limbah terjadi. Kemudian ia melaporkan hal itu ke dinas terkait. “Iya saya dapat laporan dari warga karena bau dari limbah, kemarin saya termasuk tenaga ahli dari Satgas Citarum, dinas sudah terjun ke PT Indorama,” kata Halim, Kamis (19/10).
Ia juga membenarkan bahwa banyak ikan-ikan yang mati di Sungai Cikembang karena adanya aktivitas pembuangan limbah cair ke sungai tersebut. Kades juga menyampaikan bahwa warga sudah geram dengan adanya pembuangan limbah ke aliran sungai. “Wajar warga protes karena lingkungan jadi bau, warga kan juga punya hak untuk menghirup udara segar,” kata Kades.
Halim juga membenarkan bahwa pihak Dinas Lingkungan Hidup dan PJT sudah mengambil sampel air sungai untuk dilakukan uji laboratorium oleh pihak PJT. “Setahu saya uji labnya dilakukan di PJT, biasanya nanti setelah hasilnya keluar, PJT melapor ke Satgas Citarum kemudian satgas memberitahu desa,” kata Kades. [nfa]