Desanesia.id – Menggeliatnya kembali sektor pariwisata pascapandemi Covid-19, mendorong desa wisata di Lombok, Nusa Tenggara Barat, berbenah agar semakin menarik dan bisa menggaet wisatawan. Upaya itu tidak dilakukan sendiri oleh satu desa, tetapi berkolaborasi antardesa wisata.
Desa-desa wisata di Lombok Tengah bagian utara, seperti di Kecamatan Batukliang Utara, juga mendorong kolaborasi tersebut. Di kecamatan tersebut, terdapat delapan desa, yakni Aik Berik, Aik Bukak, Karang Sidemen, Lantan, Mas-Mas, Setiling, Tanak Beak, dan Teratak.
Acara peluncuran Datu Kedai & Coffee Shop dan Andewi Homestay Desa Wisata Karang Sidemen, Minggu (11/6). Camat Batukliang Utara H Muhammad Syukri mengatakan, delapan desa di Batukliang Utara telah berstatus desa wisata.
”Masing-masing desa wisata mengembangkan diri sesuai dengan potensinya. Tetapi yang terjadi, mereka masih jalan sendiri-sendiri sehingga perkembangan wisatanya sedikit lambat,” ujarnya.
Menurut Muhammad Syukri, menggeliatnya sektor pariwisata pascapandemi adalah peluang yang harus diraih bersama-sama.
”Di masa mendatang, sinergi atau kolaborasi menjadi hal mutlak. Desa wisata tidak bisa lagi napsi-napsi (sendiri-sendiri),” ujarnya.
Berangkat dari kondisi itu, dibentuklah Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Wisata.
”BKAD wisata ini dibentuk atas inisiasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Lombok Tengah). Tujuannya agar desa-desa wisata itu bersinergi mengembangkan wisatanya. Kepengurusan BKAD wisata Batukliang Utara telah terbentuk dan telah dilakukan sosialisasi. Saat itu, mereka tengah menyusun peraturan desa untuk mengatur seperti apa kerja sama mereka,” tuturnya yang dikutip dari Kompas.id.
Kepala Desa Karang Sidemen Yuda Praya Cindra Budi menambahkan, sinergi menjadi penting dan harus tumbuh di antara desa wisata tanpa ada rasa persaingan.
”Sehingga ke depan, kita betul-betul punya paket wisata yang bisa menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung ke sini,” ujarnya. [nfa]