Desanesia.id-Festival Erau Adat Pelas Benua di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) berakhir sudah, Minggu (1/10). Pesta rakyat itu diakhiri dengan tradisi belimbur atau siram-siraman antarwarga sebagai simbol membersihkan diri dari sifat buruk dan kejahatan.
Secara filosofis, air dalam ritual belimbur merupakan sumber kehidupan yang dianggap sebagai media suci untuk melunturkan sifat buruk manusia. Maka, pelaksanannya tidak sekadar sebagai sarana hiburan untuk bersenang-senang.
“Prosesi mengulur naga dan belimbur ini merupakan puncak dari Erau Adat Pelas Benua yang merupakan ritual komunikasi antara alam dunia nyata dengan alam gaib yang bersifat sakral,” ucap Asisten I Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar Akhmad Taufik Hidayat dalam sambutannya.
Oleh karena itu, ia berpesan agar seluruh masyarakat Kota Raja selalu menjaga ketertiban dan tata krama dalam puncak pesta Erau Adat Pelas Benua 2023. Hal itu sebagaimana tidak Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
“Bagi masyarakat yang menyaksikan, harap menjaga ketertiban dan etika tata krama sesuai dengan titah Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura,” pesan Akhmad Taufik.
Dia berharap warisan budaya yang telah menjadi bagian identitas masyarakat Kukar ini dapat dilestarikan dengan baik. [rah]