Desanesia. Masyarakat kota Pagaralam mengeluh mulai sulit membeli dan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis solar maupun pertalite.
Bahkan, gas subsidi 3 kilogram pun mulai kembali langka.
Salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), terlihat antrean kendaraan roda 4 maupun roda 2 yang sempat mengular untuk mengisi BBM Pertalite. Begitu juga dengan kendaraan jenis truk tampak menunggu kedatangan tangki pengangkut solar.
Menurut salah seorang petugas SPBU 23.315.19 bernama Anton, antrean kendaraan yang hendak mengisi BBM ini terjadi karena keterlambatan suplai dari depo Pertamina.
“Kalau untuk kuota per hari masih tetap tiga truk tangki, tapi memang sekarang sering datang terlambat sehingga masyarakat banyak yang antre,” ujarnya, Rabu (25/9)
Sementara itu para ibu rumah juga mengeluhkan mulai kembali langkanya serta mahalnya harga gas subsidi 3 kilogram yang sudah terasa sejak beberapa pekan belakangan.
“Gas melon sekarang sudah mulai langka dan kalaupun ada di warung harganya sekitar Rp28 ribu per tabung,” keluh Sari, salah seorang ibu rumah setempat, Rabu (25/9)
Seorang sumber mengungkapkan kepada redaksi, penyebab kelangkaan solar subsidi karena para pengepul gelap memasoknya untuk kendaraan yang sedang banyak melaksanakan proyek-proyek pembangunan dengan kesepakatan diberikan keuntungan Rp2.000 per liter.